UM Buton Perkuat Peran Akademik dalam Program Makan Bergizi Gratis dan Kuliah Pakar Badan Gizi Nasional
Universitas Muhammadiyah Buton (UM Buton) terus mempertegas komitmennya dalam mendukung program strategis nasional. Kali ini, UM Buton melaksanakan Kuliah Pakar bersama Direktur Tata Kelola Pemenuhan Gizi Badan Gizi Nasional (BGN) Republik Indonesia, Prof. Dr. Ir. Sitti Aida Adha Taridala, M.Si, Selasa (23/12/2025).
Kegiatan yang digelar di Aula Gedung B UM Buton tersebut mengusung tema “Tata Kelola dan Peran Perguruan Tinggi dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG)” dan dihadiri oleh Rektor UM Buton, jajaran Wakil Rektor, Ketua Program Studi, dosen, serta mahasiswa lintas fakultas.
Acara dibuka secara resmi oleh Rektor UM Buton, Dr. Hj. Wa Ode Al Zarliani, S.P., M.M. Dalam sambutannya, Rektor menegaskan bahwa kolaborasi ini merupakan momentum strategis bagi perguruan tinggi untuk berkontribusi langsung dalam penguatan sektor gizi nasional melalui riset dan pengabdian masyarakat.
“Perguruan tinggi memiliki peran penting dalam menyukseskan Program Makan Bergizi Gratis. Melalui riset, inovasi, dan penguatan tata kelola, UM Buton siap berkontribusi aktif. Fakultas Pertanian hingga Program Studi Akuntansi dapat mengambil peran strategis, terutama dalam aspek produksi pangan, akuntabilitas, dan tata kelola program,” ujar Rektor.
Pada sesi kuliah pakar, Prof. Dr. Ir. Sitti Aida Adha Taridala, M.Si memaparkan bahwa Program MBG dijalankan melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPBG) dengan target nasional sebanyak 18.000 SPBG. Program ini menyasar sekitar 54 juta penerima manfaat dan mulai dilaksanakan pada 6 Januari 2025, bertepatan dengan satu tahun berdirinya Badan Gizi Nasional.
Setiap SPBG melayani sekitar 150–200 penerima manfaat dan secara nasional diperkirakan menyerap sekitar 18 ribu tenaga kerja. Di Provinsi Sulawesi Tenggara, tercatat terdapat 183 SPBG, dengan 16 SPBG berada di Kota Baubau.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa tujuan Program MBG tidak hanya berfokus pada peningkatan gizi, tetapi juga menyentuh empat aspek utama, yaitu gizi, pengentasan kemiskinan, pendidikan, dan penguatan ekonomi masyarakat. Penerima manfaat meliputi anak-anak sekolah, anak yang belum terdaftar dalam administrasi kependudukan, hingga anak terlantar. Guru juga menjadi penerima manfaat karena dinilai berperan sebagai teladan bagi peserta didik.
Dari sisi pendanaan, pemerintah mengalokasikan anggaran yang besar untuk Program MBG. Mulai Maret 2025, penyaluran dana mencapai sekitar Rp2 triliun per bulan, dengan anggaran per SPBG berkisar Rp900 juta hingga Rp1 miliar. Seluruh pendanaan bersumber dari APBN dengan mekanisme penyaluran melalui sistem Virtual Account.
Program ini juga membuka peluang kerja bagi fresh graduate dan masyarakat umum, sehingga diharapkan mampu memberikan dampak ekonomi langsung bagi daerah.
Pelaksanaan kuliah pakar ini, Universitas Muhammadiyah Buton diharapkan dapat berperan aktif dalam mendukung keberhasilan Program Makan Bergizi Gratis, khususnya melalui pengembangan riset terapan, peningkatan kapasitas akademik, serta pengabdian kepada masyarakat yang berkelanjutan.
